POLITIK - Dalam konteks politik Indonesia, perkembangan yang terjadi terus menuai sorotan dan membuat banyak kalangan menggelengkan kepala. Kabupaten Mesuji, salah satu daerah yang akan segera menggelar pesta demokrasi dengan pemilihan kepala daerah, menjadi cermin dari dinamika politik yang terus berputar di negeri ini.
Situasi ini menimbulkan pertanyaan mendasar: apakah rakyat akan menggunakan hak suaranya dengan bijak untuk memilih pemimpin yang layak, ataukah mereka akan terus dihadapkan pada politik yang mereduksi kapasitas kecerdasan masyarakat?
Di tengah gejolak politik yang terus berputar-putar, Kabupaten Mesuji bersiap menyelenggarakan pemilihan kepala daerah. Namun, harapan akan demokrasi yang berkualitas seringkali diselimuti oleh keraguan akan kecerdasan politik masyarakat dalam menggunakan hak suaranya.
Politik identitas, uang politik, serta berbagai agenda sempit yang seringkali membutakan masyarakat dari substansi pemimpin yang sesungguhnya menjadi isu krusial yang perlu ditangani. Masyarakat ditantang untuk tidak hanya terpengaruh oleh retorika dan janji manis, tetapi juga untuk menggali informasi secara mendalam tentang calon pemimpin yang akan mereka pilih.
Bagaimanapun, proses demokrasi adalah cermin dari kesadaran politik dan kualitas kecerdasan masyarakat. Dengan demikian, penting bagi setiap warga negara untuk menyadari bahwa pilihan yang mereka buat tidak hanya berdampak pada diri mereka sendiri, tetapi juga pada masa depan Kabupaten Mesuji secara keseluruhan.
Baca juga:
Tony Rosyid: Komunikasi Yes, Koalisi No
|
Perjalanan politik Indonesia terus menimbulkan tantangan yang membutuhkan partisipasi aktif dan cerdas dari masyarakat. Kabupaten Mesuji sebagai contoh dari dinamika politik lokal menjadi panggilan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk memilih secara bijak dan cerdas, sehingga dapat membangun fondasi demokrasi yang kokoh dan berkelanjutan.
Mesuji 26 Maret 2024
Udin Komarudin
Ketua DPD Jurnalis Nasional Indonesia